Awal September Saya dapet telpon dari HRD kantor Saya
“win kamu gak ambil
cuti?? Cuti kamu masi ada 14 hari lho, klo uda masuk 2014 nti cutinya hangus”.
Waduh gak lucu nie gara-gara Saya autis sama kerjaan lupa
ngambil cuti T.T . Bingung mau liburan, ngajak temen-temen deket Saya pun pada
gak bias, akhir Saya iseng maen di KASKUS sub forum Travel > Domestik. Ternyata ada orang-orang yang
nge-trip nawarin schedule disini, bukan paket travel agent tapi berupa Sharing
Cost, jadi semua biaya di tanggung dan dibagi rata bersama dengan jumlah
peserta yang ikut. Ketemulah dengan Pak Trio dengan Id KASKUS : TrayoTheGreat
yang mau ngadain liburan ke 3 propinsi dengna tujuan Taman Nasional Baluran, P.
Menjangan, Kawah Ijen. Pada tanggal 12 – 14 Oct 2013. Akhirnya nekat Saya ikut
trip ini tanpa ada yang Saya kenal seorang pun. Saya contact dengan Pak Trio
ternyata masih ada slot karena target peserta itu 6 orang. Walopun sempet galau
juga mw ikut trip ini apa nggk, akhirnya Saya putusin untuk ikut. 2 minggu
setelahnya Saya iseng liat post Trio di KASKUS..eng-ing-eng tiba-tiba
pesertanya sampe 18 orang. Ternyata pesertanya membludak haha.
Tiba di hari H yaitu tgl 11 October, dikarenakan Saya naek
KA gumarang ke Surabaya dan membutuhkan waktu 12 Jam perjalanan, sedangkan
itinary nya start tgl 12 oct jam 6 Pagi kumpul disekitar Stasiun Pasar Turi,
Surabaya. Jadi Saya naek kereta jam 4 sore dan sampai Surabaya jam 4 pagi.
Untungnya ada beberapa peserta yang bareng, alhasil kita janjian ketemu di St.
Senen, Jakarta. Disana Saya ketemu dengan Ira, Junie, Neng Nira, Anis, Ci Novi
dan Om Trio. Gak lama saling kenalan dan ngobrol kita berangkat ke Surabaya
menggunakan KA Gumarang, sayang di dalem kereta duduknya pisah-pisah jadi gak
ngumpul bareng. Bangun-tidur-makan-tidur lagi.
“ gilaa gak
sampe-sampe nie kereta, mana tempat duduk kereta bisnis gak enak, duduknya
tegap jadi lama-lama pegel walau AC nya bikin merinding”.
Akhirnya sampe juga di Surabaya jam setengah 5 pagi di Ps.
Turi, Surabaya. Langsung di jemput mengguinakan Elf dan kita pun berangkat
untuk menjemput teman-teman yang lain yang sudah menunggu di hotel dekat situ.
Agak lama muter-muter daerah pasar turi akhirnya semua
peserta berhasil diangkut kedalam elf. disitu kita semua saling kenalan, karena
sebelumnya kita interaksi hanya lewat group di WhatsApp, apa lagi Saya,
bener-bener ga ada yang Saya kenal jadi ya
going the flow aja. Liat kanan-kiri sepanjang jalan Surabaya, kayaknya gak
jauh berbeda sama kota Jakarta. Karena masih pagi jalanan pun terlihat kosong,
belum penuh kemacetan. Dan tidak lama dari keberangkatan akhirnya kami melewati
daerah porong, tempat terjadinya bencana lumpur yang dikenal dengan nama Lumpur
Lapindo. Saya yang pertama kali liat ternyata desa Porong ini sudah ditutupi
oleh bendungan yang tinggi agar lumpur tidak menyebar kemana-mana. Daerah di
sekitar bendungan juga terlihat sepi, banyak rumah-rumah kosong yang di tinggal
oleh penghuninya.
Setelah melalui kota sidoardjo saya beberapa kali
tertidur-bangun-tidur, agak kelelahan
karena tempat duduk Bisnis KA tidak terlalu nyaman. Tiba-tiba saya
tersadar bahwa elf kami mulai menepi, sepertinya Om Trio memberikan aba-aba
kepada driver untuk menepi. Berhubung semua belum ada yang sarapan, kita pun
berhenti di tempat makan pinggir jalan daerah Bangil, makan Nasi Punel.
Bentuknya sie mirip ketan tapi dengan macam-macam lauk-pauk.
Setelah kita
sarapan, kita semua naik ke elf untuk melanjutkan perjalanan kea rah
Banyuwangi, karena menurut itenary yang dibuat Om Trio itu jam 11 sudah sampai
di wilayah Taman Nasional Baluran. Saya yang dapat posisi duduk dekat jendela
dapat memperhatikan jalanan menuju banyuwangi. Sambil mendengarkan music yang
di putar oleh pak supir, kita gunakan untuk mengobrol dan beriteraksi. Ternyata
ada beberapa orang yang udah pernah melakukan trip bersama, makanya mereka
lebih saling mengenal, ada juga yang seperti saya yang baru berkenalan. Namun
disela obrolan saya perhatikan sebagian besar memang orang-orang yang berjiwa
petualang dan sudah sering berpergian ketempat-tempat wisata di Indonesia. Saya
yang pertama kali ng-trip bareng orang-orang yang gak dikenal dan gak punya
pengalaman sama sekali cuma bisa diam dan mendengarkan. Beberapa nama tempat
yang asing buat saya mulai terdengar, Kiluan, Pahawang, Derawan, Tanjung
Puting, dan beberapa tempat yang asing di telinga saya. Bener-bener kaya anak
ayam yang baru keluar dari kandang pikirku saat itu. Hehe.. Ternyata perjalanan
cukup panjang juga, akhirnya saya kembali berkali-kali tertidur dan bangun.
Ternyata jadwal kedatangna kita meleset dari itenary yang seharusnya jam 11.00
sudah sampai pada kenyataannya kami baru sampai di gerbang Baluran pukul 13.00.
Ternyata untuk masuk kedalam penginapan di Baluran menempuh jarak yang cukup
jauh dan lagi jalanan yang tidak rata membuat Elf tidak dapat memacu kecepatan
dengan baik. Menempuh 1 jam lebih suasana hutan akhirnya mulai terlihat savana
yang membentang luas. Namun yang kami sering jumpai adalah sekumpulan monyet liar
di pohon-pohon.
Sampailah
kami di penginapan baluran yang terdapat tulang-belulang kepala kerbau. Kami
pun langsung membereskan barang-barang dimobil masuk ke dalam penginapan dan
langsung mengganti pakaian, karena waktu sudah jam 3 sore kami segera berangkat
ke arah pantai. Sesampainya di pantai kami bertemu dengan penjaga pantai dan
meminjam peralatan untuk snorkeling di pantai baluran tersebut. Diperjalanan
menuju pantai akhirnya kami melihat seekor merak dibalik pepohonan, beberapa
banteng yang sedang berkumpul dan banyak sekumpulan monyet-monyet liar. 15
menit perjalanan dari penginapan kepantai menggunakan elf, namun ketika
mengecek keadaan pantai ternyata laut sedang surut dan terlihat air sangat keruh oleh pasir. Beberapa teman
mengurungkan niat untuk snorkeling, tersisa Saya, Om trio, Isa, Adit dan Mas
Teguh. Akhirnya karena pensaran kami tetap turun ke pantai.
Saya bilang
ke Mas Teguh “ini pertama kali aku snorkeling lho mas”.
Mas teguh
hanya bisa pasang muka terkejut dan tertawa kemudian. Satu persatu mulai
meluncur kearah tengah laut,saya mencoba pelan-pelan. Ternyata susah yang
snorkeling itu untuk awal-awal, tapi lama-lama sudah biasa, walopun harus
batuk-batuk menelan air laut yang super asin. Karena arus laut yang mulai deras
akhirnya kita memutuskan untuk berhenti, taman bawah laut yang saya harapkan
belum saya temui, dan kami pun memutuskan kembali ke penginapan. Diperjalanan
balik salah satu teman saya, Isa mengatakan bahwa ditengah trumbu karang nya
masi bagus. Saying saya sudah kehabisan tenaga melawan arus deras air pasang
untuk ketengah.
Kembali di
penginapan saya mandi dan beres2 untuk hari esok. Ternyata malam itu tepat
diadakannya pertandingan U-19 Timnas Indonesia vs Timnas Korea Selatan U-19
dalam ajang kejuaraan AFF. Ternyata setelah ditanyakan dengan petugas
penginapan, ternyata mereka mengadakan nonton bareng di Posko Utama. Kami pun
berbondong-bondong berkumpul di Posko Utama untuk menonton kejuaraan AFF. Tidak
mengecewakan, walau ditengah hutan sekalipun ternyata peralatan elektronik di
Posko Utama cukup lengkap, kami semua menonton pertandingan tersebut
menggunakan proyektor. Dan usaha menonton timnas Indonesia tidak sia-sia,
Indonesia menang atas korea selatan 3-2. Setelah bubar nonton kami segera masuk
ke kamar masing-masing untuk beristirahat dikarenakan jam 3 pagi sudah harus
bangun bersiap untuk perjalanan ke menjangan.
Tiba-tiba
alarm handphone berbunyi, rasanya baru sebentar saya tidur. Mata masih terpejam
mencoba menggapai handphone dan coba mematikan dering alarm. Kembali mata saya
terpejam, coba berpikir dalam awing-awang,
“jam brp ya, masi gelap kayaknya, ngapain
alarm bunyi jam segini, nyokap masak sarapan apa ya, males bgt gw kerja”.
Beberapa
detik kemudian baru sadar dan membuka mata, “oh iya, gw kan lagi di Baluran”.
Tak lama
alarm handphone Saya berbunyi kembali, kali ini sudah sadar. Ternyata sudah jam
3.07. Melihat kearah kiri ternyata Om Arief juga mulai terbangun karena
bisingnya handphone saya. Segera saya bagnunkan Adit dan Om Arief. Keluar
kamar, saya segera mengetuk kamar teman-teman yang lain, dibantu oleh adit dan
Om Arief, karena tiap kamar diisi 2 atau 3 orang. Pukul 3.30 penginapan sudah
ramai oleh teman-teman trip, kami sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalan
ke Bali. Pak supir sudah dibangunkan, segala urusan barang-barnag, toilet dan
peralatan sudah dibereskan, satu-persatu kami memasukan barang kedalam mobil
elf yang sedang dipanaskan. Lihat keatas langit, ternyata cuaca sangat cerah,
bintang-bintang bertaburan dan tepat saat itu munculah matahari. Koh Afung
langsung mengabadikan nya kedalam kamera.
Tiba-tiba
saya terlintas di benak saya, “wish you were here".(sambil dengerin lagu incubus) Okeh stop galaunya, saya masih mau liburan.
![]() |
Photo By Koh Afung |
Berangkat
masi dalam keadaan gelap menuju pintu keluar taman nasional baluran, cukup jauh
perjalanan kurang lebih 45 menit dariu penginapan ke pintu keluar. Rasanya
seperti lagi safari night, tiba-tiba terlihat sekumpulan rusa, mobil kami minta
berhenti sejenak untuk mengamati rusa. Setelah melewati jalan yang bergelombang
akhirnya kami keluar dari taman nasional baluran, langsung menuju pelabuhan
Ketapang di daerah Banyuwangi. Sesampainya di pelabuhan ketapang, kami
menyempatkan diri untuk sarapan dan membeli berbagai keperluan yang dibutuhkan.
Kira-kira
mobil kami masuk kedalam fery untuk menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Karena masih pagi dan udara masih segar, serta cuaca yang cerah kam isemua naik
keatas deck. Saling kenalan antar perserta, apalagi saya yang cuman jalan
sendirian. Bahas tempat-tempat wisata yang sudah mereka kunjungi. Saya yang
masi baru dalam hal traveling hanya memperhatikan semua cerita-cerita, tapi
memang yang namanya anak muda ya, berawal cerita dari pahawang sampe akhirnya
ngobrol soal prostitusi. Apa lagi ada narasumber utama Mas Teguh yang kebetulan
berdomisili di Surabaya dekat dengan lokalisasi gang Dolly.
Setengah jam berlalu, kami semua turun ke bawah untuk masuk ke dalam Elf, karena fery sudah merapat ke pelabuhan gilimanuk. Sedikit mengurus retribusi dan pemeriksaan akhirnya Elf kami segera melaju ke arah Taman Bali Barat. Setengah jam dari gilimanuk ke lokasi penyewaan boat untuk snorkeling ke Menjangan. Elf sempat berhenti untuk menjemput salah satu peserta yang sudah janjian di Bali. Sampailah kami di daerah Mimpi Resort. Pak trio berbincang dengan guide yang akan memandu kami untuk mengitari menjangan. Tak lama pak trio menginstruksikan kami untuk segera bersiap, karena kapal dan guide sudah siap di pelabuhan. Teman-teman sudah naik ke atas kapal dan perahu pun mulai melaju ke lokasi dimana kami akan snorkeling.
Dalam
perjalanan kesana kami sempat melihat pura dengan Patung Gajah yang ukurannya
sangat besar, sayang kami tidak sempat mengunjungi karena air sedang surut.
Setelah setengah jam perjalanan menggunakan perahu bermotor membelah ombak,
akhir perahu berhenti. Semua sudah bersiap dengan alat snorkeling dan fin,
satu-persatu mulai masuk kedalam air. Saya lihat air laut yang jernih, tanpa
piker panjang saya lompat, namun waktu saya melihat kebawah ternyata tidak
terlihat dasarnya, hanya warna biru muda yang terlihat. Saya pun panic, walau bisa
berenang dengan melihat dibawah saya tanpa dasar timbul sedikit kecemasan.
Untungnya guide segera melempar pelampung untuk memandu kami, saya yang agak
panic segera berpegangan pada pelampung. Jika tau seperti ini saya tadi menyewa
life-jacket. Guide mulai memandu kami untuk mendekati karang, mulai banyak ikan-ikan
yang menarik untuk di perhatikan. Akhirnya sekumpulan deretan terumbu karang
mulai terlihat jelas.
“uoohhh
gokiilll, merah biru coklattt … akkhhh kerennn mw pegaangg”
Guide mulai memandu kami menyusuri karang
Guide mulai memandu kami menyusuri karang
“akhhh
nemo.. nemoooo gedee bangett..mw pegaanggg”
“akhhh itu
ada GT, mana tombaakkkk…blurrp slurp..bwaahhh” saya naik ke permukaan “kampret
masuk aer lagi!!”
Kami pun
mulai mengikuti guide, namun ada beberapa teman-teman yang berkeliling sendiri
karena sudah sering snorkeling untuk mengambil foto-foto underwater. 40 menit
kami habiskan untuk mengitari lokasi tersebut, tidak lama guide memberi kode
kepada kami untuk segera naik ke atas kapal karena akan pindah ke lokasi
selanjutnya. Satu per satu peserta naek keatas kapal, sebelum berangkat Trio
sempat nyeletuk ,
“udah naek
semua kan ya?” dari perahu sebrang
“udah
kayaknya..” saya dan beberapa teman di
boat saling berpalingan mengingat masing-masing teman seperjalanan.
Dan tak lama
kemudian kapal berangkat menuju spot selanjutnya. Saya yang duduk di bagian
depan kapal salah satu penumpang nyeletuk,
“niki mana
yah?? Bukannya dia disini ya harusnya?”
Kami semua
lihat kanan kiri,dan tak lama melambaikan tangan ke perahu Trio untuk berhenti.
Di cek di perahu Trio, ternyata Niki tidak ada di perahu sama sekali, dapat
disingkat NIKI KETINGGALAN DI SPOT PERTAMA!!! Agak panik kami semua, akhirnya
diputuskan 1 perahu kembali ke spot pertama. Namun baru saja akan kembali, Niki
muncul bersama perahu lain, menumpang perahu yang disewa junnie dan temannya.
Syukurlah tidak terjadi apa-apa, kami segera turun ke air.
Menurut informasi dari guide, spot ini adalah spot paling bagus dari menjangan, jadi spot pertama itu belum maksimal. Kami semua akhirnya mengikuti arah yang di tunjukkan oleh guide, dan akhirnya ternyata benar. Kumpulan terumbu karang besar yang penuh dengan warna, dihiasi aneka ragam ikan disekitarnya.
Menurut informasi dari guide, spot ini adalah spot paling bagus dari menjangan, jadi spot pertama itu belum maksimal. Kami semua akhirnya mengikuti arah yang di tunjukkan oleh guide, dan akhirnya ternyata benar. Kumpulan terumbu karang besar yang penuh dengan warna, dihiasi aneka ragam ikan disekitarnya.
“ahhh pengen
nyelem, kampret nie snorkel kemasukkan aer mulu” pikirku dalem hati sambil
mengatur nafas.
Saya melihat
beberapa teman mulai mengambil pemandangan bawah laut, menyesal sekali saya
tidak jadi beli camera underwater jika tau bakal seindah ini. Kami mengitari
terumbu karang itu, walau saya sedikit takut karena tidak jauh dari situ ada
curam yang dalam sehingga terlihat sangat gelap, namun beberapa kali sekumpulan
ikan-ikan yang ukurannya cukup besar.
“ini ga ada
ikan hiu kan disini ya, gak lucu di patok hiu dari belakang” pikir saya tiap
kali melihat ke arah biru gelap tersebut.
Kira 20
menit sudah saya lewati , tiba-tiba saya jadi pingin pipis. Kebetulan ada guide
didepan saya dan mba wulan yang sedang berpegangan pada pelampung.
“mas bentar,
saya mw pipis neh, boleh gak pipis didalem aer”
“keluarin
aja mas gpp,lagi juga ga ada toilet deket sini” kata si guide
“gak papa
kali mas allwin,kan di tengah laut, tapi aku minggir dulu sebentar haha” seru
mba wulan sambil tertawa
Saya pun
coba pipis, tapi kenapa tidak keluar ya, sudah dipaksakan padahal.
“waduh gak
mau keluar juga,sialan jadi gak enak snorkeling”
Akhirnya
dengan menahan pipis saya tetep melanjutkan snorkeling mengikuti arah yang di
tunjukkan guide. Namun tidak lama kemudian saya merasa pusing. Akhirnya saya
memutuskan kembali ke kapal untuk beristirahat. Kepala terasa pusing, agak
sedikit mual tapi saya coba tahan dengan banyak minum air putih. Tak lama
kemudia semua naik ke perahu karena ada instruksi dari guide untuk waktu
penyewaan perahu sudah habis. Setelah menghitung semua peserta (takut ada yang
ketinggalan lagi), barulah kami segera menuju kembali ke pelabuhan.
Sesampai di Mimpi hotel, kami segera mengembalikan peralatan snorkeling yang sudah kami sewa tersebut. Awalnya kami mau langsung membersihkan diri di Mimpi Resort tersebut, namun ternyata ada pemandian air panas didekat daerah ini, jadinya kami menyempatkan untuk menghampiri sekalian membersihkan dengan air panas. Saya sempat berpikir itu adalah pemandian air panas umum buatan, ternyata itu adalah pemandian air panas belerang yang tempatnya masih dapat dibilang tradisional. Pembatas laki-laki dan perempuan hanya oleh dinding yang tinggi, bukan pemandian air panas yang mewah seperti yang saya pikirkan. Tapi yang masih saya tidak habis pikir adalah ada pemandian air panas belerang di pinggi pantai seperti ini, dan benar seperti air belerang, suhu airnya dapat di bilang panas seperti di daerah pegunungan. Beberapa teman langsung membersihkan diri, karena tempatnya tidak terlalu luas, ada beberapa teman yang sedang menunggu duduk-duduk di warung sambil mengobrol dengan si Bapak yang menunggu pemandian air panas tersebut.
Sesampai di Mimpi hotel, kami segera mengembalikan peralatan snorkeling yang sudah kami sewa tersebut. Awalnya kami mau langsung membersihkan diri di Mimpi Resort tersebut, namun ternyata ada pemandian air panas didekat daerah ini, jadinya kami menyempatkan untuk menghampiri sekalian membersihkan dengan air panas. Saya sempat berpikir itu adalah pemandian air panas umum buatan, ternyata itu adalah pemandian air panas belerang yang tempatnya masih dapat dibilang tradisional. Pembatas laki-laki dan perempuan hanya oleh dinding yang tinggi, bukan pemandian air panas yang mewah seperti yang saya pikirkan. Tapi yang masih saya tidak habis pikir adalah ada pemandian air panas belerang di pinggi pantai seperti ini, dan benar seperti air belerang, suhu airnya dapat di bilang panas seperti di daerah pegunungan. Beberapa teman langsung membersihkan diri, karena tempatnya tidak terlalu luas, ada beberapa teman yang sedang menunggu duduk-duduk di warung sambil mengobrol dengan si Bapak yang menunggu pemandian air panas tersebut.
Setelah
selesai membersihkan diri, kami segera masuk ke dalam elf menuju kawah ijen.
Kembali lagi menyebrangi selat bali, teman-teman yang lain turn dair elf menuju
deck, saya yang masi agak pusing akhirnya coba menuju toilet umum untuk buang
air kecil. Saya emang tidak mengharapkan toilet yang bersih, tapi setidaknya
ada air bersih. Ketika saya baru memasuki toilet, ternyata aroma sedap yang
membuat hidung menahan nafas.
“akkhhhh…bauu
apa an ini!!!!” tak lama saya keluar lagi, mengambil udara segar lalu segera
masuk kembali ke toilet untuk buang air kecil.
Saya masuk
kembali ketoilet, melihat ada pintu yang terbuka saya coba memasukinya dan
kemudian saya melihat sesuatu
“bangsaaaaddddddd…apaan
tu coklat-coklat…akhhggggggg!!!!”
Hilang sudah keinginan saya untuk buang air kecil, sekarang menjadi mau muntah. Saya segera berlari kearah mobil untuk mengambil sebotol air, dan tak lama keluarlah seluruh makanan dari mulut saya.
“akhh..pop-mie
nya keluar lagi..sayang bgt 6 ribu” pikirku sambil membersihkan mulut.
Intinya
jangan pernah masuk ke toilet umum di fery penyebrangan, dari pada anda
mengalami hal-hal menakutkan yang saya juga bingung harus menceritakannya. Tak
lama mobil mulai melaju dijalan raya dengan kencang. Saya yang lemas memutuskan
untuk meminum 2 butir antimo agar tidur di perjalanan. Kami sempat berhenti di
rumah makan untuk bersantap malam, namun saya memilih membungkus makanan karena
perut saya masi tidak dalam keadaan baik untuk makan, mengurangi resiko muntah.
Tanpa sadar
saya tertidur dan terbangun ketika jalan mulai diisi pepohonan dan kegelapan. Saya
yang duduk di sebelah kaca melihat tidak ada tanda penerangan dan rumah penduduk. Jalan berkelok dan
tanjakan yang cukup curam, beberapa kali elf sedikit terperosot mundur. Saya jadi
ingat p[erjalanan saya ke padang ketika kelas 6 SD menggunakan mobil dari Jakarta.
Kami tidak mengambil perjalanan malam dikarenakan banyak “Bajing Lompat” yang
akan menjarah mobil yang lewat. Setiap kali elf terperosok di tanjakan pikirin
itu selalu menghantui.
Akhirnya kami sampai juga di pintu masuk kawah ijen, terlihat ada sebuah warung yang masi terbuka. Saya melihat jam menunjukan pukul 22.30. Namun karena kami sudah menyewa guest house untuk menempatkan barang-barang akhirnya kami langsung menuju penginapan. Pak Trio menghubungi pemilik dari guest house, sangat disayangkan kami tersesat dalam kebun kopi. Akhirnya setelah berdiskusi dengan teman-teman, kami memutuskan untuk kembali ke pintu masuk ijen karena pendakian juga di rencanakan pukul 24.00. Tibalah kami di tempat parkir pintu masuk kawah ijen. Dari sini kami akan mulai pendakian ke atas yang akan memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dengan berjalan kaki. Kami semua keluar dari mobil dan terasa udara dingin menyelimuti kami. Saya yang masih tidak enak badan, perut saya masih agak nyeri dan pusing, akhirnya saya ijin ke beberapa teman tidak ikut naek ke ijen untuk beristirahat di mobil. Sampai saat ini saya masihy menyesal mengapa tidak saya paksakan saja untuk naik.
Akhirnya kami sampai juga di pintu masuk kawah ijen, terlihat ada sebuah warung yang masi terbuka. Saya melihat jam menunjukan pukul 22.30. Namun karena kami sudah menyewa guest house untuk menempatkan barang-barang akhirnya kami langsung menuju penginapan. Pak Trio menghubungi pemilik dari guest house, sangat disayangkan kami tersesat dalam kebun kopi. Akhirnya setelah berdiskusi dengan teman-teman, kami memutuskan untuk kembali ke pintu masuk ijen karena pendakian juga di rencanakan pukul 24.00. Tibalah kami di tempat parkir pintu masuk kawah ijen. Dari sini kami akan mulai pendakian ke atas yang akan memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dengan berjalan kaki. Kami semua keluar dari mobil dan terasa udara dingin menyelimuti kami. Saya yang masih tidak enak badan, perut saya masih agak nyeri dan pusing, akhirnya saya ijin ke beberapa teman tidak ikut naek ke ijen untuk beristirahat di mobil. Sampai saat ini saya masihy menyesal mengapa tidak saya paksakan saja untuk naik.
“ijen I’ll
be right back soon!!!!!!!”
Teman-teman
sudah berangkat naik,saya masuk ke mobil untuk tidur. Tiba-tiba saya terbangun,
dan ternyata di kanan-kiri elf sudah terparkir mobil. Saya mencoba keluar
ternyata parkiran sudah dipenuhi mobi dan para pendaki. Waktu masi menunjukan
pukul 3 pagi, saya melihat kearah gunung membayangkan yang sedang dilakukan
teman-teman diatas sana. Ternyata ada api unggun di dekat pintu masuk ijen,
saya mencoba duduk untuk mencari kehangatan. Terlihat langit sangat cerah
karena bintang yang bertaburan di langit sangatlah terlihat jelas. Tak lama
banyak warga Negara asing yang mulai berdatangan dan langsung mendaki keatas.
“sialll
pengen ikut tapi napa kaki lemes..kamfreddd!!!”
Akhirnya balik
ke mobil lagi buat istrht. Jam 6 saya sudah terbangun kembali, dan ternyata
pengunjung mulai sangat ramai, baik yang baru mendaki ataupun turun. Sempat mengobrol
sama pak supir dan bertanya seputar perjalanan kemari, ternyata jalur ke ijen
itu aman, kalau malam minggu sering ada yang bakar jagung sepanjang perjalanan,
tapi memang dahulu kala perjalanan ke ijen memang rawan bandit, tapi sudah
sangat lama.
Pukul 7.30
saya mulai bertemu kawan-kawan yang baru saja kembali. Semua mulai
memperlihatkan hasil photo, mulai dari blue fire sampai langit penuh bintang. Dan
jujur membuat saya sangat iri. Sempat ada yang hilang, namun tidak lama segera
bertemu. Pukul 8.30 kami segera berangkat menuju Surabaya, karena saya harus
naik kereta dari ps.turi – senen. Kereta berangkat pukul 17.00, saya sendirian
menggunakan kereta api untu kkembali ke Jakarta, teman-teman yang lain
menggunakan pesawat paling cepat pukul 19.00.
Sesampai di
stasiun Pasar Turi sudah pukul 16.35, saya segera mengepak barang-barang. Kami sempat
untuk berfoto bersama di pasar turi, sayang Mas Adit sudah turun terlebih
dahulu di banyuwangi jadi tidak sempat ikut. Saya pun segera berpamitan dengan
teman-teman dan memasuki gerbong kereta api menuju Jakarta.
Selesai
KA PP
Jakarta(Ps. Senen) – Surabaya(Ps. Turi) : Rp 760,000
Pengeluaran
selama di Surabaya – Bali : Rp 450,000
Saya lupa
rincian seperti apa, tapi tidak termasuk makan dan sewa alat snorkling
1 comments:
Post a Comment