Taman Nasional Baluran - Pulau Menjangan - Kawah Ijen

|
Awal September Saya dapet telpon dari HRD kantor Saya

 “win kamu gak ambil cuti?? Cuti kamu masi ada 14 hari lho, klo uda masuk 2014 nti cutinya hangus”.

Waduh gak lucu nie gara-gara Saya autis sama kerjaan lupa ngambil cuti T.T . Bingung mau liburan, ngajak temen-temen deket Saya pun pada gak bias, akhir Saya iseng maen di KASKUS sub forum Travel >  Domestik. Ternyata ada orang-orang yang nge-trip nawarin schedule disini, bukan paket travel agent tapi berupa Sharing Cost, jadi semua biaya di tanggung dan dibagi rata bersama dengan jumlah peserta yang ikut. Ketemulah dengan Pak Trio dengan Id KASKUS : TrayoTheGreat yang mau ngadain liburan ke 3 propinsi dengna tujuan Taman Nasional Baluran, P. Menjangan, Kawah Ijen. Pada tanggal 12 – 14 Oct 2013. Akhirnya nekat Saya ikut trip ini tanpa ada yang Saya kenal seorang pun. Saya contact dengan Pak Trio ternyata masih ada slot karena target peserta itu 6 orang. Walopun sempet galau juga mw ikut trip ini apa nggk, akhirnya Saya putusin untuk ikut. 2 minggu setelahnya Saya iseng liat post Trio di KASKUS..eng-ing-eng tiba-tiba pesertanya sampe 18 orang. Ternyata pesertanya membludak haha.

Tiba di hari H yaitu tgl 11 October, dikarenakan Saya naek KA gumarang ke Surabaya dan membutuhkan waktu 12 Jam perjalanan, sedangkan itinary nya start tgl 12 oct jam 6 Pagi kumpul disekitar Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Jadi Saya naek kereta jam 4 sore dan sampai Surabaya jam 4 pagi. Untungnya ada beberapa peserta yang bareng, alhasil kita janjian ketemu di St. Senen, Jakarta. Disana Saya ketemu dengan Ira, Junie, Neng Nira, Anis, Ci Novi dan Om Trio. Gak lama saling kenalan dan ngobrol kita berangkat ke Surabaya menggunakan KA Gumarang, sayang di dalem kereta duduknya pisah-pisah jadi gak ngumpul bareng. Bangun-tidur-makan-tidur lagi.

 “ gilaa gak sampe-sampe nie kereta, mana tempat duduk kereta bisnis gak enak, duduknya tegap jadi lama-lama pegel walau AC nya bikin merinding”.

Akhirnya sampe juga di Surabaya jam setengah 5 pagi di Ps. Turi, Surabaya. Langsung di jemput mengguinakan Elf dan kita pun berangkat untuk menjemput teman-teman yang lain yang sudah menunggu di hotel dekat situ.

Agak lama muter-muter daerah pasar turi akhirnya semua peserta berhasil diangkut kedalam elf. disitu kita semua saling kenalan, karena sebelumnya kita interaksi hanya lewat group di WhatsApp, apa lagi Saya, bener-bener ga ada yang Saya kenal jadi ya going the flow aja. Liat kanan-kiri sepanjang jalan Surabaya, kayaknya gak jauh berbeda sama kota Jakarta. Karena masih pagi jalanan pun terlihat kosong, belum penuh kemacetan. Dan tidak lama dari keberangkatan akhirnya kami melewati daerah porong, tempat terjadinya bencana lumpur yang dikenal dengan nama Lumpur Lapindo. Saya yang pertama kali liat ternyata desa Porong ini sudah ditutupi oleh bendungan yang tinggi agar lumpur tidak menyebar kemana-mana. Daerah di sekitar bendungan juga terlihat sepi, banyak rumah-rumah kosong yang di tinggal oleh penghuninya.

Setelah melalui kota sidoardjo saya beberapa kali tertidur-bangun-tidur, agak kelelahan  karena tempat duduk Bisnis KA tidak terlalu nyaman. Tiba-tiba saya tersadar bahwa elf kami mulai menepi, sepertinya Om Trio memberikan aba-aba kepada driver untuk menepi. Berhubung semua belum ada yang sarapan, kita pun berhenti di tempat makan pinggir jalan daerah Bangil, makan Nasi Punel. Bentuknya sie mirip ketan tapi dengan macam-macam lauk-pauk.



Setelah kita sarapan, kita semua naik ke elf untuk melanjutkan perjalanan kea rah Banyuwangi, karena menurut itenary yang dibuat Om Trio itu jam 11 sudah sampai di wilayah Taman Nasional Baluran. Saya yang dapat posisi duduk dekat jendela dapat memperhatikan jalanan menuju banyuwangi. Sambil mendengarkan music yang di putar oleh pak supir, kita gunakan untuk mengobrol dan beriteraksi. Ternyata ada beberapa orang yang udah pernah melakukan trip bersama, makanya mereka lebih saling mengenal, ada juga yang seperti saya yang baru berkenalan. Namun disela obrolan saya perhatikan sebagian besar memang orang-orang yang berjiwa petualang dan sudah sering berpergian ketempat-tempat wisata di Indonesia. Saya yang pertama kali ng-trip bareng orang-orang yang gak dikenal dan gak punya pengalaman sama sekali cuma bisa diam dan mendengarkan. Beberapa nama tempat yang asing buat saya mulai terdengar, Kiluan, Pahawang, Derawan, Tanjung Puting, dan beberapa tempat yang asing di telinga saya. Bener-bener kaya anak ayam yang baru keluar dari kandang pikirku saat itu. Hehe.. Ternyata perjalanan cukup panjang juga, akhirnya saya kembali berkali-kali tertidur dan bangun. 

Ternyata jadwal kedatangna kita meleset dari itenary yang seharusnya jam 11.00 sudah sampai pada kenyataannya kami baru sampai di gerbang Baluran pukul 13.00. Ternyata untuk masuk kedalam penginapan di Baluran menempuh jarak yang cukup jauh dan lagi jalanan yang tidak rata membuat Elf tidak dapat memacu kecepatan dengan baik. Menempuh 1 jam lebih suasana hutan akhirnya mulai terlihat savana yang membentang luas. Namun yang kami sering jumpai adalah sekumpulan monyet liar di pohon-pohon.

Sampailah kami di penginapan baluran yang terdapat tulang-belulang kepala kerbau. Kami pun langsung membereskan barang-barang dimobil masuk ke dalam penginapan dan langsung mengganti pakaian, karena waktu sudah jam 3 sore kami segera berangkat ke arah pantai. Sesampainya di pantai kami bertemu dengan penjaga pantai dan meminjam peralatan untuk snorkeling di pantai baluran tersebut. Diperjalanan menuju pantai akhirnya kami melihat seekor merak dibalik pepohonan, beberapa banteng yang sedang berkumpul dan banyak sekumpulan monyet-monyet liar. 15 menit perjalanan dari penginapan kepantai menggunakan elf, namun ketika mengecek keadaan pantai ternyata laut sedang surut dan terlihat  air sangat keruh oleh pasir. Beberapa teman mengurungkan niat untuk snorkeling, tersisa Saya, Om trio, Isa, Adit dan Mas Teguh. Akhirnya karena pensaran kami tetap turun ke pantai.


Saya bilang ke Mas Teguh “ini pertama kali aku snorkeling lho mas”.
Mas teguh hanya bisa pasang muka terkejut dan tertawa kemudian. Satu persatu mulai meluncur kearah tengah laut,saya mencoba pelan-pelan. Ternyata susah yang snorkeling itu untuk awal-awal, tapi lama-lama sudah biasa, walopun harus batuk-batuk menelan air laut yang super asin. Karena arus laut yang mulai deras akhirnya kita memutuskan untuk berhenti, taman bawah laut yang saya harapkan belum saya temui, dan kami pun memutuskan kembali ke penginapan. Diperjalanan balik salah satu teman saya, Isa mengatakan bahwa ditengah trumbu karang nya masi bagus. Saying saya sudah kehabisan tenaga melawan arus deras air pasang untuk ketengah.

Kembali di penginapan saya mandi dan beres2 untuk hari esok. Ternyata malam itu tepat diadakannya pertandingan U-19 Timnas Indonesia vs Timnas Korea Selatan U-19 dalam ajang kejuaraan AFF. Ternyata setelah ditanyakan dengan petugas penginapan, ternyata mereka mengadakan nonton bareng di Posko Utama. Kami pun berbondong-bondong berkumpul di Posko Utama untuk menonton kejuaraan AFF. Tidak mengecewakan, walau ditengah hutan sekalipun ternyata peralatan elektronik di Posko Utama cukup lengkap, kami semua menonton pertandingan tersebut menggunakan proyektor. Dan usaha menonton timnas Indonesia tidak sia-sia, Indonesia menang atas korea selatan 3-2. Setelah bubar nonton kami segera masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat dikarenakan jam 3 pagi sudah harus bangun bersiap untuk perjalanan ke menjangan.
Tiba-tiba alarm handphone berbunyi, rasanya baru sebentar saya tidur. Mata masih terpejam mencoba menggapai handphone dan coba mematikan dering alarm. Kembali mata saya terpejam, coba berpikir dalam awing-awang,
 “jam brp ya, masi gelap kayaknya, ngapain alarm bunyi jam segini, nyokap masak sarapan apa ya, males bgt gw kerja”. 

Beberapa detik kemudian baru sadar dan membuka mata, “oh iya, gw kan lagi di Baluran”. 
Tak lama alarm handphone Saya berbunyi kembali, kali ini sudah sadar. Ternyata sudah jam 3.07. Melihat kearah kiri ternyata Om Arief juga mulai terbangun karena bisingnya handphone saya. Segera saya bagnunkan Adit dan Om Arief. Keluar kamar, saya segera mengetuk kamar teman-teman yang lain, dibantu oleh adit dan Om Arief, karena tiap kamar diisi 2 atau 3 orang. Pukul 3.30 penginapan sudah ramai oleh teman-teman trip, kami sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalan ke Bali. Pak supir sudah dibangunkan, segala urusan barang-barnag, toilet dan peralatan sudah dibereskan, satu-persatu kami memasukan barang kedalam mobil elf yang sedang dipanaskan. Lihat keatas langit, ternyata cuaca sangat cerah, bintang-bintang bertaburan dan tepat saat itu munculah matahari. Koh Afung langsung mengabadikan nya kedalam kamera.
Tiba-tiba saya terlintas di benak saya, “wish you were here".(sambil dengerin lagu incubus)  Okeh stop galaunya, saya masih mau liburan. 

Photo By Koh Afung

Berangkat masi dalam keadaan gelap menuju pintu keluar taman nasional baluran, cukup jauh perjalanan kurang lebih 45 menit dariu penginapan ke pintu keluar. Rasanya seperti lagi safari night, tiba-tiba terlihat sekumpulan rusa, mobil kami minta berhenti sejenak untuk mengamati rusa. Setelah melewati jalan yang bergelombang akhirnya kami keluar dari taman nasional baluran, langsung menuju pelabuhan Ketapang di daerah Banyuwangi. Sesampainya di pelabuhan ketapang, kami menyempatkan diri untuk sarapan dan membeli berbagai keperluan yang dibutuhkan.
Kira-kira mobil kami masuk kedalam fery untuk menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Karena masih pagi dan udara masih segar, serta cuaca yang cerah kam isemua naik keatas deck. Saling kenalan antar perserta, apalagi saya yang cuman jalan sendirian. Bahas tempat-tempat wisata yang sudah mereka kunjungi. Saya yang masi baru dalam hal traveling hanya memperhatikan semua cerita-cerita, tapi memang yang namanya anak muda ya, berawal cerita dari pahawang sampe akhirnya ngobrol soal prostitusi. Apa lagi ada narasumber utama Mas Teguh yang kebetulan berdomisili di Surabaya dekat dengan lokalisasi gang Dolly.


Setengah jam berlalu, kami semua turun ke bawah untuk masuk ke dalam Elf, karena fery sudah merapat ke pelabuhan gilimanuk. Sedikit mengurus retribusi dan pemeriksaan akhirnya Elf kami segera melaju ke arah Taman Bali Barat. Setengah jam dari gilimanuk ke lokasi penyewaan boat untuk snorkeling ke Menjangan. Elf sempat berhenti untuk menjemput salah satu peserta yang sudah janjian di Bali. Sampailah kami di daerah Mimpi Resort. Pak trio berbincang dengan guide yang akan memandu kami untuk mengitari menjangan. Tak lama pak trio menginstruksikan kami untuk segera bersiap, karena kapal dan guide sudah siap di pelabuhan. Teman-teman sudah naik ke atas kapal dan perahu pun mulai melaju ke lokasi dimana kami akan snorkeling.

 
Dalam perjalanan kesana kami sempat melihat pura dengan Patung Gajah yang ukurannya sangat besar, sayang kami tidak sempat mengunjungi karena air sedang surut. Setelah setengah jam perjalanan menggunakan perahu bermotor membelah ombak, akhir perahu berhenti. Semua sudah bersiap dengan alat snorkeling dan fin, satu-persatu mulai masuk kedalam air. Saya lihat air laut yang jernih, tanpa piker panjang saya lompat, namun waktu saya melihat kebawah ternyata tidak terlihat dasarnya, hanya warna biru muda yang terlihat. Saya pun panic, walau bisa berenang dengan melihat dibawah saya tanpa dasar timbul sedikit kecemasan. Untungnya guide segera melempar pelampung untuk memandu kami, saya yang agak panic segera berpegangan pada pelampung. Jika tau seperti ini saya tadi menyewa life-jacket. Guide mulai memandu kami untuk mendekati karang, mulai banyak ikan-ikan yang menarik untuk di perhatikan. Akhirnya sekumpulan deretan terumbu karang mulai terlihat jelas.
“uoohhh gokiilll, merah biru coklattt … akkhhh kerennn mw pegaangg” 

Guide mulai memandu kami menyusuri karang
“akhhh nemo.. nemoooo gedee bangett..mw pegaanggg”
“akhhh itu ada GT, mana tombaakkkk…blurrp slurp..bwaahhh” saya naik ke permukaan “kampret masuk aer lagi!!”


Kami pun mulai mengikuti guide, namun ada beberapa teman-teman yang berkeliling sendiri karena sudah sering snorkeling untuk mengambil foto-foto underwater. 40 menit kami habiskan untuk mengitari lokasi tersebut, tidak lama guide memberi kode kepada kami untuk segera naik ke atas kapal karena akan pindah ke lokasi selanjutnya. Satu per satu peserta naek keatas kapal, sebelum berangkat Trio sempat nyeletuk ,
“udah naek semua kan ya?” dari perahu sebrang
“udah kayaknya..”  saya dan beberapa teman di boat saling berpalingan mengingat masing-masing teman seperjalanan.
Dan tak lama kemudian kapal berangkat menuju spot selanjutnya. Saya yang duduk di bagian depan kapal salah satu penumpang nyeletuk,
“niki mana yah?? Bukannya dia disini ya harusnya?”
Kami semua lihat kanan kiri,dan tak lama melambaikan tangan ke perahu Trio untuk berhenti. Di cek di perahu Trio, ternyata Niki tidak ada di perahu sama sekali, dapat disingkat NIKI KETINGGALAN DI SPOT PERTAMA!!! Agak panik kami semua, akhirnya diputuskan 1 perahu kembali ke spot pertama. Namun baru saja akan kembali, Niki muncul bersama perahu lain, menumpang perahu yang disewa junnie dan temannya. Syukurlah tidak terjadi apa-apa, kami segera turun ke air. 

Menurut informasi dari guide, spot ini adalah spot paling bagus dari menjangan, jadi spot pertama itu belum maksimal. Kami semua akhirnya mengikuti arah yang di tunjukkan oleh guide, dan akhirnya ternyata benar. Kumpulan terumbu karang besar yang penuh dengan warna, dihiasi aneka ragam ikan disekitarnya.
“ahhh pengen nyelem, kampret nie snorkel kemasukkan aer mulu” pikirku dalem hati sambil mengatur nafas.
Saya melihat beberapa teman mulai mengambil pemandangan bawah laut, menyesal sekali saya tidak jadi beli camera underwater jika tau bakal seindah ini. Kami mengitari terumbu karang itu, walau saya sedikit takut karena tidak jauh dari situ ada curam yang dalam sehingga terlihat sangat gelap, namun beberapa kali sekumpulan ikan-ikan yang ukurannya cukup besar. 
“ini ga ada ikan hiu kan disini ya, gak lucu di patok hiu dari belakang” pikir saya tiap kali melihat ke arah biru gelap tersebut. 


Kira 20 menit sudah saya lewati , tiba-tiba saya jadi pingin pipis. Kebetulan ada guide didepan saya dan mba wulan yang sedang berpegangan pada pelampung.
“mas bentar, saya mw pipis neh, boleh gak pipis didalem aer”
“keluarin aja mas gpp,lagi juga ga ada toilet deket sini” kata si guide
“gak papa kali mas allwin,kan di tengah laut, tapi aku minggir dulu sebentar haha” seru mba wulan sambil tertawa
Saya pun coba pipis, tapi kenapa tidak keluar ya, sudah dipaksakan padahal.
“waduh gak mau keluar juga,sialan jadi gak enak snorkeling”
Akhirnya dengan menahan pipis saya tetep melanjutkan snorkeling mengikuti arah yang di tunjukkan guide. Namun tidak lama kemudian saya merasa pusing. Akhirnya saya memutuskan kembali ke kapal untuk beristirahat. Kepala terasa pusing, agak sedikit mual tapi saya coba tahan dengan banyak minum air putih. Tak lama kemudia semua naik ke perahu karena ada instruksi dari guide untuk waktu penyewaan perahu sudah habis. Setelah menghitung semua peserta (takut ada yang ketinggalan lagi), barulah kami segera menuju kembali ke pelabuhan. 

Sesampai di Mimpi hotel, kami segera mengembalikan peralatan snorkeling yang sudah kami sewa tersebut. Awalnya kami mau langsung membersihkan diri di Mimpi Resort tersebut, namun ternyata ada pemandian air panas didekat daerah ini, jadinya kami menyempatkan untuk menghampiri sekalian membersihkan dengan air panas. Saya sempat berpikir itu adalah pemandian air panas umum buatan, ternyata itu adalah pemandian air panas belerang yang tempatnya masih dapat dibilang tradisional. Pembatas laki-laki dan perempuan hanya oleh dinding yang tinggi, bukan pemandian air panas yang mewah seperti yang saya pikirkan. Tapi yang masih saya tidak habis pikir adalah ada pemandian air panas belerang di pinggi pantai seperti ini, dan benar seperti air belerang, suhu airnya dapat di bilang panas seperti di daerah pegunungan. Beberapa teman langsung membersihkan diri, karena tempatnya tidak terlalu luas, ada beberapa teman yang sedang menunggu duduk-duduk di warung sambil mengobrol dengan si Bapak yang menunggu pemandian air panas tersebut. 
Setelah selesai membersihkan diri, kami segera masuk ke dalam elf menuju kawah ijen. Kembali lagi menyebrangi selat bali, teman-teman yang lain turn dair elf menuju deck, saya yang masi agak pusing akhirnya coba menuju toilet umum untuk buang air kecil. Saya emang tidak mengharapkan toilet yang bersih, tapi setidaknya ada air bersih. Ketika saya baru memasuki toilet, ternyata aroma sedap yang membuat hidung menahan nafas.
“akkhhhh…bauu apa an ini!!!!” tak lama saya keluar lagi, mengambil udara segar lalu segera masuk kembali ke toilet untuk buang air kecil.
Saya masuk kembali ketoilet, melihat ada pintu yang terbuka saya coba memasukinya dan kemudian saya melihat sesuatu
“bangsaaaaddddddd…apaan tu coklat-coklat…akhhggggggg!!!!”

Hilang sudah keinginan saya untuk buang air kecil, sekarang menjadi mau muntah. Saya segera berlari kearah mobil untuk mengambil sebotol air, dan tak lama keluarlah seluruh makanan dari mulut saya.
“akhh..pop-mie nya keluar lagi..sayang bgt 6 ribu” pikirku sambil membersihkan mulut.
Intinya jangan pernah masuk ke toilet umum di fery penyebrangan, dari pada anda mengalami hal-hal menakutkan yang saya juga bingung harus menceritakannya. Tak lama mobil mulai melaju dijalan raya dengan kencang. Saya yang lemas memutuskan untuk meminum 2 butir antimo agar tidur di perjalanan. Kami sempat berhenti di rumah makan untuk bersantap malam, namun saya memilih membungkus makanan karena perut saya masi tidak dalam keadaan baik untuk makan, mengurangi resiko muntah.
Tanpa sadar saya tertidur dan terbangun ketika jalan mulai diisi pepohonan dan kegelapan. Saya yang duduk di sebelah kaca melihat tidak ada tanda penerangan  dan rumah penduduk. Jalan berkelok dan tanjakan yang cukup curam, beberapa kali elf sedikit terperosot mundur. Saya jadi ingat p[erjalanan saya ke padang ketika kelas 6 SD menggunakan mobil dari Jakarta. Kami tidak mengambil perjalanan malam dikarenakan banyak “Bajing Lompat” yang akan menjarah mobil yang lewat. Setiap kali elf terperosok di tanjakan pikirin itu selalu menghantui. 


 Akhirnya kami sampai juga  di pintu masuk kawah ijen, terlihat ada sebuah warung yang masi terbuka. Saya melihat jam menunjukan pukul 22.30. Namun karena kami sudah menyewa guest house untuk menempatkan barang-barang akhirnya kami langsung menuju penginapan. Pak Trio menghubungi pemilik dari guest house, sangat disayangkan kami tersesat dalam kebun kopi. Akhirnya setelah berdiskusi dengan teman-teman, kami memutuskan untuk kembali ke pintu masuk ijen karena pendakian juga di rencanakan pukul 24.00. Tibalah kami di tempat parkir pintu masuk kawah ijen. Dari sini kami akan mulai pendakian ke atas yang akan memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dengan berjalan kaki. Kami semua keluar dari mobil dan terasa udara dingin menyelimuti kami. Saya yang masih tidak enak badan, perut saya masih agak nyeri dan pusing, akhirnya saya ijin ke beberapa teman tidak ikut naek ke ijen untuk beristirahat di mobil. Sampai saat ini saya masihy menyesal mengapa tidak saya paksakan saja untuk naik.
“ijen I’ll be right back soon!!!!!!!”
Teman-teman sudah berangkat naik,saya masuk ke mobil untuk tidur. Tiba-tiba saya terbangun, dan ternyata di kanan-kiri elf sudah terparkir mobil. Saya mencoba keluar ternyata parkiran sudah dipenuhi mobi dan para pendaki. Waktu masi menunjukan pukul 3 pagi, saya melihat kearah gunung membayangkan yang sedang dilakukan teman-teman diatas sana. Ternyata ada api unggun di dekat pintu masuk ijen, saya mencoba duduk untuk mencari kehangatan. Terlihat langit sangat cerah karena bintang yang bertaburan di langit sangatlah terlihat jelas. Tak lama banyak warga Negara asing yang mulai berdatangan dan langsung mendaki keatas. 
“sialll pengen ikut tapi napa kaki lemes..kamfreddd!!!”
Akhirnya balik ke mobil lagi buat istrht. Jam 6 saya sudah terbangun kembali, dan ternyata pengunjung mulai sangat ramai, baik yang baru mendaki ataupun turun. Sempat mengobrol sama pak supir dan bertanya seputar perjalanan kemari, ternyata jalur ke ijen itu aman, kalau malam minggu sering ada yang bakar jagung sepanjang perjalanan, tapi memang dahulu kala perjalanan ke ijen memang rawan bandit, tapi sudah sangat lama.



Pukul 7.30 saya mulai bertemu kawan-kawan yang baru saja kembali. Semua mulai memperlihatkan hasil photo, mulai dari blue fire sampai langit penuh bintang. Dan jujur membuat saya sangat iri. Sempat ada yang hilang, namun tidak lama segera bertemu. Pukul 8.30 kami segera berangkat menuju Surabaya, karena saya harus naik kereta dari ps.turi – senen. Kereta berangkat pukul 17.00, saya sendirian menggunakan kereta api untu kkembali ke Jakarta, teman-teman yang lain menggunakan pesawat paling cepat pukul 19.00. 


Sesampai di stasiun Pasar Turi sudah pukul 16.35, saya segera mengepak barang-barang. Kami sempat untuk berfoto bersama di pasar turi, sayang Mas Adit sudah turun terlebih dahulu di banyuwangi jadi tidak sempat ikut. Saya pun segera berpamitan dengan teman-teman dan memasuki gerbong kereta api menuju Jakarta.

 Selesai

More Photo 

Total pengeluaran :
KA PP Jakarta(Ps. Senen) – Surabaya(Ps. Turi) : Rp 760,000
Pengeluaran selama di Surabaya – Bali : Rp 450,000
Saya lupa rincian seperti apa, tapi tidak termasuk makan dan sewa alat snorkling

1 comments:

Vhyaavhy said...
This comment has been removed by the author.

Post a Comment